Minggu, 29 April 2012
Seperti yang aku janjikan dulu, aku akan membuat profil dari personil Avenged Sevenfold dan inilah saatnya. Untuk kalian-kalian semua yang ngefans sama Avenged sevenfold harus tahu juga tentang personilnya. Berikut profilnya. M. Shadows
Lead singer dari Avenged sevenfold sekaligus yang menemukan bandnya. M. Shdows adalah salah satu personil asli dari Avenged Sevenfold. Nama lengkapnya adalah Matthew Charles Sanders. Dia lahir pada tanggal 31 Juli tahun 1981. Dia mendapatkan nama panggungnya karena dia seorang yang “Darker” karakter, tapi kemudian dia tidak mau nama Matt menjadi bagian dari namanya jadi dia lebih suka untuk memutuskan menamai dirinya M. Shadows. Dia mempunyai pacar bernama Valery yang pernah bernyanyi bersama KoRn. Pernah ikut band bernama Succesful Failure. Bisa memainkan drum, gitar, dan piano.
Synyster Gate
Lahir 7 Juli tahun 1981 dengan nama lengkap Brian Elwin Haner Jr. Bergabung dengan Avenged Sevenfold pada tahun 2001. Mempunyai proyek sampingan bersama The Rev bernama Pinkly Smooth. Bersekolah di Ocean View High School. Dia mempunyai toko pakaian sendiri bernama Syn Gates Clothing. Dia juga telah memenangkan the Young Shredder Award dan the Guitarist of the Year Award. Synyster Gate juga disponsori oleh Gitar Schecter. Tatto pertamanya adalah nomor satu di jempolnya. Dia pernah menjadi tamu dan rekaman bersama dengan Good Charlotte di lagu The River. Synyster Gate juga mahir bermain piano. Dia dulu ke Musicians Institute di Hollywood California.
Zacky Vengeance
Nama lengkapnya adalah Zachary James Baker. Lahir tanggal 11 Desember 1981. Dia sudah bermain gitar sejak umur 13 tahun menggunakan tangan kiri. Mempunyai saudara bernama Matthew dan mempunyai saudara perempuan bernama Zina. Dia juga mempunyai toko pakaian sendiri seperti Synyster Gate bernama Zacky V Presents. Mempunyai anjing bernama Ichabod C. Vengeance. Disponsori oleh Gitar Schecter. Posisinya sebagai gitar Rythem di Avenged Sevenfold. Dia juga salah satu personil asli Aveged Sevenfold dan menemukannya bersama M. Shadows. Dialah yang membuat julukan atau singkatan A7X.
Johnny Christ
Lahir pada tanggal 18 November tahun 1984 dengan nama lengkap Jonathan Lewis Seward. Personil termuda di Avenged Sevenfold. Dia tidak bersekolah di SMA yang sama dengan yang lain. Bertemu dengan mereka melalui kakak tertuanya. Johnny adalah Bassist ketiga untuk Avenged Sevenfold. Dia juga personil terpendek di band hanya 5’4″.
The Reverend Tholomew Plague
Lahir pada tanggal 9 Februari tahun 1981 dengan nama lengkap James Owen Sullivan. Dia mendapatkan drum setnya sendiri pada umur 3 tahun. Dia juga pernah dikeluarkan dari Sekolah Katolik pada tahun ke-3. Mempunyai proyek sampingan bersama Synyster Gate bernama Pinkly Smooth, yang mana dia Lead Singernya dan dia juga bermain drum untuk band itu. The Rev juga yang menulis lagu baru Avenged Sevenfod berjudul A Little Piece of Heaven. Dia juga yang menemukan suara tertawa, nyanyian, dan teriakan di dalamnya. Saat dia masih remaja dia pernah terlihat berjalan-jalan menggunakan kimono berwarna cerah.
Kepemimpinan merupakan suatu proses. Agar bisa memimpin, pemimpin mesti melakukan sesuatu. Kepemimpinan lebih dari sekadar menduduki suatu posisi otoritas. Kendati posisi otoritas yang diformalkan mungkin sangat mendorong proses kepemimpinan, tapi sekadar menduduki posisi itu tidak memadai untuk membuat seseorang menjadi pemimpin. Kepemimpinan harus membujuk orang-orang lain untuk mengambi tindakan. Pemimpin membujuk pengikutnya lewat berbagai cara, seperti menggunakan otoritas yang terlegitimasi, menciptakan model (menjadi teladan), penetapan sasaran, member imbalan dan hukuman, restrukturisasi organisasi, dan mengkomunikasikan sebuah visi.
Motif-motif inti
• Tekad,
Karena tidak adanya istilah yang lebih baik, tekad di sini digunakan untuk meliputi segala motif yang terkait tidak identik.
Prestasi (achievement) adalah salah satu di antaranya. Para pencetak prestasi biasanya mendapatkan mendapatkan kepuasan bila berhasil menyelesaikan tugas yang menantang, bila meraih standar kinerja terbaik, dan bila mengembangkan cara-cara yang lebih baik dalam melakukan sesuatu. Untuk melapangkan jalannya menuju puncak suatu organisasi, para pemimpin harus mempunyai kemauan untuk menyelesaikan berbagai tugas dan proyek yang penuh tantangan. Semua ini memacu mereka untuk mendapatkan keahlian teknis melalui pendidikan dan pengalaman kerja, dan berinisiatif dan mengikuti terus perubahan organisasi.
• Ambisi,
Ambisi adalah motif kuat yang kedua, berkaitan erat dengan motif kepemimpinan yang ikut terangkum dalam kata tekad. Para pemimpin harus mempunyai keinginan untuk mendapatkan kemajuan dalam karirnya dan membuat divisi dan perusahaan mereka berkembang dan mendapatkan keuntungan besar. Untuk menaikkan peringkatnya, para pemimpin harus mengambil langkah aktif untuk menunjukkan tekad dan keteguhannya. Ambisi memaksa pemimpin untuk menancapkan sasaran-sasaran yang berat dan menantang untuk dirinya sendiri dan organisasi, dan mereka biasanya sangat ambisius dalam kerja da karir mereka. Pemimpin pada hakekatnya lebih ambisius daripada nonpemimpin.
“keteguhan yang tak tergoyahkanlah untuk meraih kesuksesan”
• Energi (energy),
Energi diperlukan para pemimpin untuk mempertahankan tekadnya meraih prestasi tinggi dan mendapatkan kemajuan dalam organisasinya. Untuk bisa bekerja keras dalam waktu lama (bahkan selama akhir pecan) –suatu pola kerja yang biasa di antara para pemimpin– menuntut masing-masing individu untuk mempunyai tingkat vitalitas fisik, mental dan emosional yang di atas rata-rata. Suatu penampakan dari energi seorang pemimpin bisa mengkomunikasikan visi dan membantu meningkatkan komitmen para pegawai terhadap visi itu.
• Keteguhan (tenacity),
Keteguhan merupakan suatu motif yang melibatkan suatu ketahanan untuk terus fokus pada sasaran ketika sedang dihadang berbagai rintangan. Para pemimpin harus “tak boleh letih” dalam segala aktivitasnya –terutama dalam mengkomunikasikan visi mereka kepada para anak buahnya. Saat menggantungkan komitmennya pada visi tersebut, para pemimpin harus setia pada visi itu meski harus menghadapi segala rintangan, dan pemimpin juga mesti menindaklanjuti dengan suatu tindakan nyata dalam mengimplementasikan visi itu.
• Inisiatif,
Inisiatif merupakan suatu motif yang mengarahkan para pemimpin efektif untuk proaktif, jadi bukan pendekatan reaktif terhadap pekerjaan mereka. Mereka mengambil keputusan dari berbagai pilihan yang tersedia untuk mendapatkan perubahan yang produktif. Dengan kata lain, mereka tidak sekadar bereaksi terhadap peristiwa atau menanti sesuatu terjadi.
Motivasi kepemimpinan,
Para pemimpin efektif harus mempunyai keinginan untuk memimpin. Motivasi kepemimpinan membutuhkan keinginan untuk mempengaruhi orang-orang lain. Hal ini acapkali disamakan dengan kebutuhan akan kekuasaan. Seseorang dengan motivasi kepemimpinan yang tinggi banyak berpikir mengenai cara mempengaruhi orang banyak, memenangkan suatu perdebatan, atau meraih posisi dengan kewenangan yang lebih besar. Para individu dengan motivasi kepemimpinan yang kuat lebih menyukai peran kepemimpinan daripada peran sebagai bawahan, dan mereka menunjukkan kemauan untuk memikul tanggung jawab.
• Motif kekuasaan personal,
Seorang pemimpin dengan motif kekuasaan personal mengejar kekuasaan sebagai suatu tujuan itu sendiri. Individu-individu semacam ini mempunyai sedikit kontrol diri dan cenderung impulsif; mereka memfokuskan pada kumpulan simbol dari prestise yang dimiliknya. Motif kekuasaan jenis ini bisa dianggap sebagai neurotic karena mengharapkan kekuasaa semata-mata untuk mendominasi orang-orang lain. Motif kekuasaan personal ini berkaitan erat dengan dominasi terhadap orang-orang lain dan aktivitas memimpin para pengikut yang tergantung dan patuh.
• Motif kekuasaan sosial,
Sebaliknya, seorang pemimpin dengan motif kekuasaan sosial menggunakan kekuasaan sebagai alat untuk meraih sasaran atau visi. Motivasi ini lebih memungkinkan untuk menghasilkan kepemimpinan yang efektif. Dibandingkan dengan mereka yang mempunyai motif kekuasaan personal, para individu yang memiliki motif kekuasaan sosial ini :
Lebih matang secara emosional,
Menjalankan kekuasaan demi kebaikan seluruh organisasi,
Kecil kemungkinan menggunakan kekuasaan dalam cara-cara yang manipulative,
Kurang defensif,
Lebih berkemauan untuk mendapatkan saran dan nasihat dari para ahli,
Mempunyai perspektif yang lebih berjangka panjang.
• Kejujuran \ Integritas,
Kejujuran dan integritas merupakan kebajikan yang tak perlu dipertentangkan lagi oleh siapapun termasuk oleh para pengikut. Tapi keduanya mempunyai arti penting khusus sebagai bakat para pemimpin. Tanpa keduanya, keseluruhan bangunan kepemimpinan akan rusak. Integritas didefinisikan sebagai sesuainya perkataan dengan tindakan, dan kejujuran menunjuk pada sikap yang bisa dipercaya atau tidak pernah lancung. Paduan keduanya member landasan hubungan yang saling percaya antara seorang pemimpin dan para pengikutnya.
• Rasa percaya diri,
Tidak bisa disangkal, rasa percaya diri merupakan bakat yang diperlukan kepemimpinan sukses. Seseorang yang diliputi keragu-raguan ketika menghadapi berbagai tantangan dan tanggung jawab tidak akan sanggup melakukan aksi atau perintah terhadap orang lain.
• Orisinalitas \ Kreativitas,
Seorang pemimpin bisa tetap efektif dengan ide-ide cemerlang ‘yang dipinjam’, jadi tidak selalu mesti orisinal.
Imajinasi penting terutama untuk mengembangkan sebuah visi, tetapi tetap belum jelas apakah imajinasi itu dibutuhkan untuk mengembangkan suatu visi yang efektif. Para pemimpin efektif mungkin sanggup mengatasi kelemahannya karena tidak memiliki imajinasi atau orisinalitas dengan cara membangkitkan semangat orang-orang lain untuk mengusulkan ide-ide yang kreatif.
• Fleksibilitas \ Adaptabilitas,
Seorang pemimpin yang efektif harus cukup fleksibel untuk menghadapi segala tantangan.
Fleksibelitas (diterjemahkan sebagai tindakan menyesuaikan diri dengan situasi) berkaitan dengan kapasitas kepemimpinan. Tanpa fleksibelitas, para pemimpin akan terperangkap dalam cara-cara mereka sendiri, terisolasi bersama ide-ide yang mapan, dan tidak sanggup mengadaptasi perubahan dalam lingkungan dan organisasi mereka.
• Karisma ,
Karisma merupakan karakter para pemimpin yang banyak dipelajari, tetapi ada beberapa kebingungan berkenaan dengan arti sesungguhnya dari karisma itu.
Karisma memberikan dampaknya yang terbesar pada saat komunikasi, terutama ketika seorang pemimpin memberi pidato yang amat menggugah para bawahannya. Tetapi visi dari seorang pemimpin yang amat mengandalkan pada karisma tidaklah melembaga dalam organisasi itu, dan visi tersebut biasanya memudar ketika pemimpin mati atau pergi.
• Keahlian interpersonal,
Keahlian hubungan antar manusia penting sekali karena kepemimpinan merupakan suatu relasi yang bergantung pada interaksi antara seorang pemimpin dan para pengikut. Keahlian interpersonal juga amat penting dalam proses member inspirasi kepada orang-orang lain untuk ikut mengimplementasikan visi.
Minggu, 01 April 2012
Tidak begitulah orang-orang yang biasa. Apa yang dipikirkan dan diperbuatnya, hanyalah yang dapat memuaskan hatinya. Ia sangat tak senang pada kemampuan orang lain, dan berkata, bahwa kemampuannya yang lebih. Kesalahannya yang besar disembunyikan dalam dirinya dan disimpannya, hingga tak bisa kelihatan. Tetapi bila ada kesalahan orang lain, walau begitu kecil, dicari-carinya dan juga dikeluar-keluarkannya.
Dan hatinya sangat senang bila melihat orang lain ada dalam kesusahan. Ia iri hati terhadap orang yang mendapat kesenangan dan bahkan ia menjerumuskan (orang yang sedang kesukaran itu) dalam kecelakaan. Orang-orang yang sangat baik dan sangat berbudi difitnahnya. Ia sangat marah bila dicela, namun senang sekali andai disanjung.
Dengan berbagai cara ia menghina orang, dan dengan dengki hati ia memperkecil orang yang telah berjasa besar. Tiada sungkan-sungkan lagi ia mengecam segala perbuatan orang yang sedang asyik melaksanakan perbuatan baik. "Orang-orang yang sedang berusaha dengan beraneka jalan dan pergi kemana-mana agar dapat menemui Tuhan dengan dalih belum mengerti kebenaran-Nya adalah orang yang tolol dan bingung." Demikian katanya menghina dan dengan perasaan puas pada dirinya sendiri.
Demikianlah pikiran orang yang jahat suka mencari-cari kesalahan orang lain, dan dengan tamak ia mengaku dirinya hebat, padahal belum ada bukti yang dapat ia perlihatkan kepada umum. Kata-katanya sajalah yang hebat, ia itu seperti burung enggang dengan patuknya yang sangat besar. Ia sendiri tak dapat terbang, ia diam saja dalam sarangnya, sebab kemampuannya tak sepadan (dengan kata-katanya).
Sungguh demikian jadinya dengan orang yang tak henti-hentinya memperturutkan segala kehendak hatinya. Ia tak peduli ditertawakan orang lain sebab khawatir dan takut dikatakan kalah bijaksananya. Karena ingin dipuji dan disanjung, ia berkata, "Tentulah saya yang akan menyelamatkan dunia." Jangankan dia berhasil; malah sebaliknya, ia terbawa masuk ke dalam neraka.
Langganan:
Postingan (Atom)